Pada masa kelahiran Nabi Isa AS, dunia berada dalam kerinduan akan datangnya seorang penyelamat yang dijanjikan. Di tengah gurun yang gersang dan perbukitan yang sunyi, terdapat sebuah bangsa yang telah lama menantikan kehadiran Mesias. Bangsa Yahudi, yang tersebar di wilayah Palestina, hidup dalam bayang-bayang kekuasaan Romawi yang keras dan penuh tekanan. Kehidupan mereka dipenuhi dengan ketidakadilan dan penindasan, membuat mereka mendambakan pembebasan dan keadilan yang sejati.
Konteks Sejarah
Pada saat itu, wilayah Palestina merupakan bagian dari Kekaisaran Romawi yang luas dan kuat. Romawi, dengan kekuasaannya yang besar, menindas rakyatnya dengan pajak yang berat dan aturan yang keras. Kaum Yahudi, sebagai salah satu bangsa yang berada di bawah kekuasaan Romawi, merasakan penderitaan yang mendalam. Mereka berharap pada nubuat-nubuat yang telah disampaikan oleh nabi-nabi sebelumnya tentang kedatangan seorang Mesias yang akan membebaskan mereka dari penindasan.
Di tengah keputusasaan dan kerinduan ini, masyarakat Yahudi tetap memegang teguh keyakinan mereka akan datangnya seorang juru selamat. Mereka mempercayai bahwa Allah akan mengutus seorang nabi yang akan membawa mereka keluar dari kegelapan dan menuju cahaya kebebasan. Dalam suasana inilah, Maryam menerima kabar yang luar biasa dari malaikat Jibril, yang mengubah sejarah umat manusia.
Maryam: Wanita Suci yang Terpilih
Maryam, seorang wanita yang dikenal dengan kesucian dan ketakwaannya, adalah putri Imran dan Hannah. Dia tumbuh dalam lingkungan yang penuh dengan keimanan dan ketakwaan. Maryam menjalani hidupnya dengan penuh ibadah dan pengabdian kepada Allah. Ketika masih muda, Maryam sering menghabiskan waktunya di dalam Baitul Maqdis, tempat suci yang dijadikan tempat ibadah bagi kaum Yahudi.
Dalam Al-Qur’an, Maryam disebut sebagai wanita yang dipilih dan disucikan oleh Allah. Allah berfirman:
“Dan (ingatlah) ketika para malaikat berkata: ‘Hai Maryam, sesungguhnya Allah telah memilih kamu, mensucikan kamu, dan melebihkan kamu di atas segala wanita di dunia (pada masa itu)'” (QS. Ali ‘Imran: 42).
Maryam adalah contoh teladan dari seorang hamba Allah yang memiliki ketakwaan yang tinggi. Keimanan dan pengabdiannya membuatnya dipilih untuk menerima salah satu mukjizat terbesar dalam sejarah manusia.
Kabar Gembira dari Malaikat Jibril
Suatu hari, saat Maryam sedang beribadah dalam keheningan, malaikat Jibril datang membawa kabar dari Allah. Kehadirannya adalah awal dari sebuah kisah besar yang akan mengubah dunia. Dengan lembut, Jibril menyampaikan pesan dari Allah:
“Hai Maryam, sesungguhnya Allah menggembirakan kamu (dengan kelahiran seorang putra yang diciptakan) dengan kalimat yang datang daripada-Nya, namanya Al Masih Isa putra Maryam, seorang terkemuka di dunia dan di akhirat dan termasuk orang-orang yang didekatkan (kepada Allah)” (QS. Ali ‘Imran: 45).
Maryam, yang belum pernah disentuh oleh seorang pria, merasa terkejut dan bingung. Namun, Jibril menjelaskan bahwa ini adalah kehendak Allah, Sang Pencipta yang Maha Kuasa. Allah berfirman:
“Jibril berkata: ‘Demikianlah.’ Tuhanmu berfirman: ‘Hal itu mudah bagi-Ku; dan agar dapat Kami menjadikannya suatu tanda bagi manusia dan sebagai rahmat dari Kami; dan hal itu adalah suatu perkara yang sudah diputuskan'” (QS. Maryam: 21).
Kelahiran yang Penuh Mukjizat
Perjalanan Maryam menuju kelahiran Nabi Isa AS dipenuhi dengan keajaiban dan tanda-tanda kebesaran Allah. Di bawah bimbingan Allah, Maryam melakukan perjalanan ke Betlehem. Di tempat yang sederhana, dalam suasana yang tenang dan damai, Nabi Isa AS lahir. Kelahirannya disambut dengan rasa syukur dan pujian kepada Allah.
Masa Kanak-Kanak yang Penuh Keajaiban
Sejak kelahirannya, Nabi Isa AS menunjukkan tanda-tanda kebesaran Allah. Dalam buaian, dia berbicara, sebuah mukjizat yang menguatkan kedudukan Maryam dan menegaskan kenabiannya. Al-Qur’an mencatat peristiwa ini dengan indah:
“Maka dia (Maryam) menunjuk kepadanya. Mereka berkata: ‘Bagaimana kami akan berbicara dengan anak kecil yang masih dalam ayunan?’ Berkata Isa: ‘Sesungguhnya aku ini hamba Allah, Dia memberiku Al-Kitab (Injil) dan Dia menjadikan aku seorang nabi'” (QS. Maryam: 29-30).
Nabi Isa AS tumbuh menjadi seorang anak yang penuh kebijaksanaan dan pengajaran yang dalam. Setiap perkataannya, setiap tindakannya, adalah refleksi dari kebesaran dan kasih sayang Allah.
Warisan Abadi
Kisah Nabi Isa AS adalah kisah tentang keajaiban dan kasih sayang ilahi yang terus hidup dalam hati umat manusia. Ajaran dan mukjizatnya bukan hanya bagian dari sejarah, tetapi juga menjadi inspirasi bagi jutaan orang dalam menjalani kehidupan dengan ketakwaan dan cinta kasih. Dalam bab-bab berikutnya, kita akan menyelami lebih dalam perjalanan hidup Nabi Isa AS, dari kelahirannya yang penuh mukjizat hingga masa tutup usianya, sesuai dengan pandangan Islam.
Dilihat 10
1 Komentar