Bab 7: Tantangan dan Persekusi

Di tengah hiruk-pikuk pasar yang ramai, di antara teriakan pedagang dan langkah-langkah terburu-buru para pembeli, Nabi Isa AS melangkah dengan tenang. Beliau membawa pesan-pesan kedamaian dan ketakwaan, meski mengetahui bahwa perjalanan dakwahnya akan penuh dengan tantangan dan persekusi. Dengan hati yang tulus dan penuh kesabaran, Nabi Isa AS menghadapi setiap rintangan dengan keteguhan iman yang tak tergoyahkan. Kisah tentang tantangan dan persekusi yang dihadapi beliau adalah cerminan dari perjuangan seorang nabi yang diberkahi dengan ketabahan luar biasa oleh Allah SWT.

Reaksi Kaum Yahudi

Di tengah keramaian, tatkala ajaran-ajaran Nabi Isa AS mulai menyebar, sebagian besar kaum Yahudi menolak pesan-pesan beliau. Mereka merasa terancam oleh ajaran yang mengajak kembali kepada ketauhidan yang murni dan menentang penyimpangan-penyimpangan yang telah berakar dalam kehidupan mereka. Para pemuka agama Yahudi melihat Nabi Isa AS sebagai ancaman besar terhadap otoritas dan pengaruh mereka. Allah SWT berfirman dalam Al-Quran tentang penolakan mereka: “Dan karena kekafiran mereka (terhadap Isa) dan tuduhan mereka yang besar terhadap Maryam, dan karena ucapan mereka, ‘Sesungguhnya kami telah membunuh Al-Masih, Isa putra Maryam, Rasul Allah,’ padahal mereka tidak membunuhnya dan tidak (pula) menyalibnya, tetapi (yang mereka bunuh adalah) orang yang diserupakan dengan Isa bagi mereka.” (QS. An-Nisa: 156-157). Para pemuka agama Yahudi, dengan penuh rasa iri dan dengki, menyusun berbagai rencana jahat untuk menghentikan dakwah Nabi Isa AS. Mereka menebar fitnah dan berusaha membendung pengaruh beliau yang semakin meluas di kalangan masyarakat.

Konspirasi untuk Menangkapnya

Merasa semakin terdesak, para pemuka agama Yahudi bersekongkol dengan otoritas Romawi yang berkuasa saat itu. Mereka menyusun konspirasi licik untuk menangkap dan menghukum Nabi Isa AS. Dengan tipu daya dan pengkhianatan, mereka berhasil meyakinkan para penguasa bahwa Nabi Isa AS adalah pemberontak yang harus dihukum. Dalam usaha mereka, mereka bahkan melibatkan salah satu murid beliau, Yudas Iskariot, yang rela mengkhianati gurunya demi sejumlah uang. Pengkhianatan ini menjadi salah satu momen paling memilukan dalam perjalanan hidup Nabi Isa AS. Namun, beliau menghadapi semua ini dengan ketenangan dan kepasrahan yang luar biasa, mengetahui bahwa segala yang terjadi adalah bagian dari rencana Allah SWT.

Penangkapan dan Pengadilan

Di malam yang sunyi, di taman Getsemani, para prajurit Romawi datang dengan dipandu oleh Yudas. Nabi Isa AS ditangkap dan dibawa untuk diadili. Pengadilan yang beliau hadapi penuh dengan fitnah dan tuduhan palsu. Para pemuka agama Yahudi menuntut hukuman mati bagi Nabi Isa AS, menuduhnya sebagai pemberontak dan penghujat agama. Namun, Allah SWT memiliki rencana yang lebih besar. Di tengah segala tipu daya dan konspirasi, Allah menunjukkan kekuasaan-Nya yang tak terbatas. Dalam Al-Quran, Allah berfirman: “Dan (Kami hukum juga) karena ucapan mereka, ‘Sesungguhnya kami telah membunuh Al-Masih, Isa putra Maryam, Rasul Allah,’ padahal mereka tidak membunuhnya dan tidak (pula) menyalibnya, tetapi (yang mereka bunuh adalah) orang yang diserupakan dengan Isa bagi mereka.” (QS. An-Nisa: 157).

Penyaliban atau Pengangkatan?

Dalam pandangan Islam, Nabi Isa AS tidak disalibkan, melainkan diangkat ke langit oleh Allah SWT. Mereka yang mengira telah menyalib beliau sebenarnya tertipu oleh penglihatan mereka sendiri. Yang mereka salib adalah seseorang yang diserupakan dengan Nabi Isa AS. Allah SWT dengan kasih sayang-Nya menyelamatkan beliau dan mengangkatnya ke langit. Al-Quran menyatakan: “Sesungguhnya mereka yang berselisih paham tentang (pembunuhan) Isa, benar-benar dalam keragu-raguan tentang yang dibunuh itu. Mereka tidak mempunyai keyakinan tentang siapa yang dibunuh itu, kecuali mengikuti persangkaan belaka, mereka tidak (pula) yakin bahwa yang mereka bunuh itu adalah Isa.” (QS. An-Nisa: 157). Dengan diangkatnya Nabi Isa AS ke langit, Allah menunjukkan kekuasaan-Nya yang tak terbatas dan rahmat-Nya yang melimpah. Nabi Isa AS akan kembali di akhir zaman untuk menyempurnakan misinya dan menegakkan keadilan di muka bumi.

Kesimpulan

Tantangan dan persekusi yang dihadapi oleh Nabi Isa AS adalah bagian dari perjalanan agung seorang nabi yang penuh dengan pelajaran berharga. Melalui kesabaran, keteguhan iman, dan keberaniannya, Nabi Isa AS menunjukkan keteladanan dalam menghadapi cobaan hidup. Ajaran-ajarannya tentang ketakwaan, cinta kasih, dan perdamaian tetap relevan dan memberikan inspirasi bagi umat manusia untuk menjalani kehidupan yang penuh dengan kebaikan dan keikhlasan. Dalam setiap rintangan yang dihadapi, terdapat hikmah yang mendalam tentang pengorbanan dan keimanan yang sejati kepada Allah SWT.  

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

1 Komentar