Bab 8: Peristiwa Penyaliban Menurut Islam : Kisah Nabi Isa AS

Di bawah langit senja yang merona, cahaya matahari perlahan tenggelam di ufuk barat, menciptakan panorama yang indah dan menenangkan. Di masa yang penuh dengan ketegangan dan konflik, tersembunyi di balik kegelapan malam, sebuah peristiwa besar akan terjadi, peristiwa yang akan mengubah arah sejarah dan meninggalkan jejak yang mendalam dalam hati umat manusia. Di tengah gelombang fitnah dan konspirasi, Allah SWT menunjukkan kebesaran dan kekuasaan-Nya yang tak terbatas. Kisah penyaliban Nabi Isa AS menurut pandangan Islam adalah bukti nyata dari rencana Allah yang penuh hikmah dan kasih sayang.

Pengkhianatan Yudas

Di tengah keramaian dan keheningan malam, seorang murid Nabi Isa AS, Yudas Iskariot, terbujuk oleh kilauan perak dan godaan duniawi. Dalam kegelapan yang menyelimuti hatinya, ia mengkhianati guru yang begitu dicintainya. Dengan penuh tipu daya, Yudas bekerja sama dengan para pemuka agama Yahudi yang berusaha menyingkirkan Nabi Isa AS. Mereka merencanakan untuk menangkap Nabi Isa AS dan menyerahkannya kepada otoritas Romawi. Dengan hati yang dipenuhi kesedihan, Yudas memimpin para prajurit Romawi ke taman Getsemani, tempat Nabi Isa AS sering berdoa dan bermunajat kepada Allah.

Penangkapan dan Pengadilan

Di tengah malam yang sunyi, para prajurit Romawi menangkap Nabi Isa AS dengan bantuan Yudas. Dengan ketenangan yang luar biasa, Nabi Isa AS menerima takdir yang telah ditentukan oleh Allah. Beliau dihadapkan pada pengadilan yang penuh dengan tuduhan palsu dan fitnah. Para pemuka agama Yahudi menuntut agar beliau dihukum mati dengan tuduhan sebagai pemberontak dan penghujat agama. Namun, di balik semua fitnah dan tipu daya ini, Allah SWT memiliki rencana yang jauh lebih besar dan penuh rahmat. Dalam Al-Quran, Allah berfirman: “Dan karena ucapan mereka, ‘Sesungguhnya kami telah membunuh Al-Masih, Isa putra Maryam, Rasul Allah,’ padahal mereka tidak membunuhnya dan tidak (pula) menyalibnya, tetapi (yang mereka bunuh adalah) orang yang diserupakan dengan Isa bagi mereka.” (QS. An-Nisa: 157).

Penyaliban atau Pengangkatan?

Pandangan Islam tentang peristiwa penyaliban Nabi Isa AS berbeda dengan pandangan umum yang diyakini oleh sebagian besar orang. Menurut ajaran Islam, Nabi Isa AS tidak disalibkan, tetapi diselamatkan oleh Allah dan diangkat ke langit. Allah, dengan kekuasaan-Nya yang tak terbatas, menyelamatkan Nabi Isa AS dari penyaliban dan menjadikan seseorang yang diserupakan dengan beliau sebagai penggantinya. Firman Allah dalam Al-Quran menjelaskan: “Dan (Kami hukum juga) karena ucapan mereka, ‘Sesungguhnya kami telah membunuh Al-Masih, Isa putra Maryam, Rasul Allah,’ padahal mereka tidak membunuhnya dan tidak (pula) menyalibnya, tetapi (yang mereka bunuh adalah) orang yang diserupakan dengan Isa bagi mereka. Sesungguhnya mereka yang berselisih paham tentang (pembunuhan) Isa, benar-benar dalam keragu-raguan tentang yang dibunuh itu. Mereka tidak mempunyai keyakinan tentang siapa yang dibunuh itu, kecuali mengikuti persangkaan belaka, mereka tidak (pula) yakin bahwa yang mereka bunuh itu adalah Isa.” (QS. An-Nisa: 157). Dengan demikian, Allah menunjukkan kebesaran dan kasih sayang-Nya dengan menyelamatkan Nabi Isa AS dari penyaliban dan mengangkatnya ke langit. Peristiwa ini bukan hanya sekadar penyelamatan, tetapi juga tanda kekuasaan Allah yang melampaui segala tipu daya manusia.

Hikmah di Balik Peristiwa

Peristiwa penyaliban yang diyakini oleh banyak orang sebenarnya adalah ujian bagi mereka yang beriman. Allah menguji keimanan umat manusia dengan kejadian ini, menunjukkan bahwa kebenaran yang sejati hanya diketahui oleh-Nya. Ujian ini mengajarkan kepada kita pentingnya mempercayai rencana Allah dan tidak terjebak dalam fitnah serta tipu daya yang menyelimuti sejarah.

Kesimpulan

Kisah penyaliban Nabi Isa AS menurut Islam adalah kisah penuh hikmah dan kebesaran Allah. Dengan menyelamatkan Nabi Isa AS dari penyaliban dan mengangkatnya ke langit, Allah menunjukkan bahwa rencana-Nya selalu penuh dengan rahmat dan kasih sayang. Nabi Isa AS akan kembali di akhir zaman untuk menyempurnakan misinya dan menegakkan keadilan di muka bumi. Melalui kisah ini, kita diajak untuk memperkuat iman dan ketakwaan kita kepada Allah, serta mengingat bahwa dalam setiap ujian terdapat hikmah yang mendalam yang hanya diketahui oleh-Nya. Peristiwa ini juga mengajarkan kita tentang pentingnya mempercayai rencana Allah dan senantiasa mencari petunjuk-Nya dalam menjalani kehidupan.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *