Adhie Jho: Olahraga dan Berjemur Menjadi Pemeran Protagonis dalam Kisah CORONA Memenjarakan Manusia di Rumahnya Sendiri

Adhie Jho - Tukang Nyair
Foto : Adhie Jho – Tukang Nyair

Sobat Darmediatama – Sudah kurang lebih 4 pekan kita “Di rumahkan” Setelah Pemerintahan Pusat melalui para pejabat daerah memerintahkan untuk membatasi diri melalui Social Distancing. Sekarang kata-kata milenial itu sudah mulai berubah menjadi Physical Distancing karena ada beberapa sudut pandang yang harus kita hormati bersama.

Coronavirus atau istilah trendynya COVID-19 ini begitu cepat menyebar ke seluruh belahan dunia termasuk negara Indonesia tercinta ini tanpa pilih kasih. Sehingga pada akhirnya pemerintah memilih kebijakan yang menurut saya “horror” jika menurut beberapa kalangan yaitu karantina wilayah.

Bacaan Lainnya

Selain itu, para pelajar dan para pekerja mereka terpaksa harus beraktifitas di rumah saja apa boleh buat, karena ini perintah dan untuk kebaikan kita bersama kita harus bersama-sama mematuhinya.

Proses penyebaran virus sudah tentu sekarang menjadi topik utama pembicaraan semua kalangan tanpa terkecuali. Semua informasi begitu cepat diserap, respons masyarakat pun beragam dari mulai pemakaian masker, memperkuat pola hidup bersih dan sehat.

Maraknya masyarakat yang membeli handsanitizer, menurut anjuran kesehatan harus sering mencuci tangan dengan handsanitizer untuk membunuh virus tersebut, namun apa yang terjadi?. Pada awalnya kita agak kesusahan mencari kedua barang tersebut yaitu masker dan handsanitizer, tetapi dengan seiringnya waktu para pencari peluang menjadikan ini sebagai ladang usaha, banyak produsen masker dan handsanitizer berlabel  home made.

Pada dasarnya ini akan  menjadi sebuah ekosistem dengan tujuan memperkecil atau mematikan rantai penyebaran virus COVID-19.

Next Page >>

Kemudian Fenomena apalagi yang kita temukan di fase karantina ini?. Yups, berolahraga dan berjemur menjadi tranding topic di update-an semua media sosial dari mulai status WhatsApp, kabar beritanya Facebook, cerita anda di Facebook, Instastory Intagram dan media-media sosial yang lain.

Semua kalangan memamerkan kegiatan berolahraga dan berjemur di sekitar rumahnya masing-masing. Karena memang masyarakat sebagian besar mematuhi perintah dari pemangku kebijakan di daerahnya masing-masing. Lantas sebuah pertanyaan kenapa harus berolahraga dan berjemur? Baiklah sobat Darmediatama, dari berbagai penelitian para ahli bahwa wabah virus corona ini anti sekali dengan tubuh yang mempunyai kebugaran yang bagus dan drajat suhu yang agak panas dengan kata lain dengan berolahraga dan berjemur tidak akan mudah terkena virus corona.

Jiwa olahraga saya sebagai penulis mulai meronta, mengapa olahraga baru sekarang dirasakan begitu penting? Untuk hal ini saya harus berterima kasih kepada virus corona, karena membukakan mata hati semua orang. Bahwa olahraga itu sangat penting selain untuk menjaga kebugaran juga untuk merangsang immun tubuh tetap kuat melindungi tubuh kita dari serangan virus penyakit.

Ada hal menarik lagi di dunia pendidikan, guru olahraga menjadi garda terdepan memberikan arahan melalui media online supaya anak tetap bugar, sudah barang tentu kaum milenial sekarang hal tersebut menjadi konsumsi dan stok update status tiap pagi berolahraga, memang olahraga ini menjadi peran penyelamat paling murah untuk mencegah penyebaran virus corona sehingga semua semua kalangan dapat berolahraga tanpa mengeluarkan biaya sepeserpun.

Kemudian yang menjadi tajuk utama selain berolahraga di media sosial ini adalah berjemur, kita coba cek setiap pagi dari jam 7 sampai jam 11 semua orang berbondong-bondong menjemur dirinya di update-an status/instastory masing-masing.

Next Page >>

Saking murahnya salah satu pemutus rantai penyebaran virus corona ini menjadi perdebatan renyah di group Whatsapp, karena ada beberapa versi berjemur menurut kepercayaannya, konyol bukan?. Ya, memang ini adalah keunikan bangsaku yang sangat beragam, seolah wabah yang mengerikan ini bak sebuah dagelan. Lantas apa yang salah?. Yang salah itu tidak berjemur sama sekali. Sebagai mana kita ketahui bersama bahwa versi berjemur menurut ahli kedokteran itu ada 2 versi yaitu :

  • PKL. 07:00 s.d PKL 10:00 WIB
Berjemur dari pukul 07:00 s.d 10:00 ini  sangat bagus jika kita terapkan selama 15 s.d 30 menit setiap harinya. Jika kita berjemur minimal 15 menit dari pukul 7:00 s.d 10:00 ini akan lebih aman untuk kulit karena kita akan mendapat manfaat lebih dari sinar UV.
  • PKL 10.00 s.d PKL 15.00 WIB
Untuk versi ini lebih singkat berjemurnya yaitu 10 s.d 15 menit dengan syarat harus pakai pelindung (seperti kacamata hitam) sehingga sinar UV yang di butuhkan akan di serap tubuh

Selain tetap menjaga pola hidup bersih dan sehat, berolahraga dan berjemur menjadi pilihan utama pada saat kita dianjurkan untuk tetap berada dirumah selain murah juga banyak bermanfaat.

Menjadi harapan kita bersama para penggila update status/story media sosial setelah wabah ini berakhir seteleh kita terbebas dari belenggu penjara rumah sendiri berkontenlah dan berperan dengan hal positif, cermati juga pahami terlebih dahulu setiap informasi yang masuk kebenaranya, cukuplah perdebatan tentang waktu berjemur dan berolahraga saja menjadi perdebatan pamungkas versi COVID-19.

Jangan tambah lagi episode kekonyolan bangsa ini dengan munculnya kisah-kisah tanpa sutradara.

“Sudut pandang kita boleh beda tetapi tujuan kita tetap sama”

*) Adhie Jho – Tukang Nyair

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *