Reaksi Keluarga dan Masyarakat

Dalam panas terik gurun dan kebisingan kota Makkah, peristiwa luar biasa yang terjadi di Gua Hira mulai menyebar. Berita bahwa Muhammad bin Abdullah telah menerima wahyu dari Allah SWT mengejutkan banyak orang, menimbulkan berbagai reaksi dari keluarga dan masyarakatnya. Perjalanan awal kenabian Muhammad SAW bukan hanya sebuah misi spiritual, tetapi juga sebuah ujian bagi iman dan kesetiaan mereka yang berada di sekitarnya.

Dukungan dari Keluarga Terdekat

Setelah menerima wahyu pertama, Muhammad SAW pulang ke rumah dengan hati yang penuh kegelisahan dan ketakutan. Istrinya, Khadijah binti Khuwailid, adalah orang pertama yang mendengar tentang pengalaman luar biasa tersebut. Dengan penuh kasih sayang dan keyakinan, Khadijah menenangkan suaminya dan menyatakan bahwa Allah SWT tidak akan membiarkan orang yang setia dan jujur seperti Muhammad berada dalam kesulitan. Dia membawa Muhammad kepada sepupunya, Waraqah bin Naufal, seorang alim Nasrani yang mengenal kitab-kitab suci. Waraqah bin Naufal mendengarkan dengan seksama cerita Muhammad dan dengan penuh keyakinan berkata, “Itu adalah Namus (Malaikat Jibril) yang juga pernah datang kepada Musa. Andai saja aku masih muda dan dapat mendukungmu saat kaummu mengusirmu.” Kata-kata Waraqah menguatkan hati Muhammad dan Khadijah, menandai awal dari dukungan penuh Khadijah kepada suaminya dalam perjalanan kenabiannya.

Keimanan Ali bin Abi Thalib dan Abu Bakar as-Siddiq

Di antara orang-orang yang pertama kali menerima ajaran Muhammad adalah sepupunya, Ali bin Abi Thalib. Ali yang saat itu masih muda, menerima ajaran Islam dengan hati yang tulus dan penuh keyakinan. Dia menjadi salah satu pendukung paling setia dan paling awal dari Rasulullah SAW. Selain itu, sahabat dekat Muhammad, Abu Bakar as-Siddiq, juga segera menerima Islam. Abu Bakar dikenal sebagai orang yang bijaksana dan memiliki reputasi yang baik di kalangan masyarakat Quraisy. Keputusan Abu Bakar untuk memeluk Islam membawa dampak besar, karena melalui pengaruh dan persahabatannya, banyak orang Makkah yang mulai tertarik untuk mendengar ajaran Muhammad.

Tantangan dari Masyarakat Quraisy

Namun, tidak semua reaksi terhadap kenabian Muhammad SAW bersifat positif. Banyak pemuka Quraisy yang merasa terancam oleh ajaran baru yang dibawa oleh Muhammad, yang menekankan tauhid dan menolak penyembahan berhala. Mereka melihat ajaran ini sebagai ancaman terhadap kekuasaan mereka dan tatanan sosial yang telah mereka bangun. Salah satu tokoh yang paling keras menentang adalah Abu Lahab, paman Muhammad sendiri. Abu Lahab dan istrinya, Ummu Jamil, tidak hanya menolak ajaran Islam, tetapi juga aktif mengganggu dan menyebarkan fitnah tentang Muhammad. Mereka berusaha sekuat tenaga untuk menghentikan penyebaran Islam, bahkan dengan cara-cara kekerasan dan intimidasi.

Ujian dan Cobaan

Meskipun banyak yang menentang, Muhammad SAW tetap tegar dalam menyebarkan ajaran Islam. Setiap hari, beliau menghadapi hinaan, ejekan, dan bahkan ancaman fisik dari masyarakat Quraisy. Namun, dengan keteguhan hati dan keimanan yang kuat, beliau terus mengajak orang-orang kepada jalan Allah SWT. Para pengikut awal Islam, yang disebut sebagai sahabat-sahabat Rasulullah, juga menghadapi berbagai cobaan dan siksaan. Mereka dipersekusi, disiksa, dan diasingkan oleh keluarga dan masyarakat mereka sendiri. Namun, keteguhan iman mereka tidak pernah goyah, dan mereka terus mendukung Muhammad dalam menyebarkan ajaran Islam.

Dukungan dari Khadijah dan Abu Thalib

Di tengah segala cobaan, dukungan dari keluarga dekat sangat berarti bagi Muhammad. Khadijah selalu berada di sisi Muhammad, memberikan dukungan moral, emosional, dan bahkan finansial. Dia adalah istri yang setia dan pendukung yang tak tergoyahkan, yang selalu meyakinkan Muhammad bahwa dia berada di jalan yang benar. Paman Muhammad, Abu Thalib, meskipun tidak memeluk Islam, selalu melindungi dan mendukung keponakannya. Sebagai salah satu pemimpin terhormat di Makkah, Abu Thalib menggunakan pengaruhnya untuk melindungi Muhammad dari berbagai ancaman dan bahaya. Dukungan Abu Thalib memberikan Muhammad kekuatan untuk terus berdakwah meskipun menghadapi banyak rintangan.

Kesimpulan

Reaksi keluarga dan masyarakat terhadap wahyu yang diterima Muhammad SAW adalah campuran antara dukungan dan penolakan. Dukungan dari Khadijah, Ali, Abu Bakar, dan Abu Thalib memberikan kekuatan dan keyakinan bagi Muhammad dalam menyebarkan ajaran Islam. Di sisi lain, penolakan dan perlawanan dari pemuka Quraisy dan sebagian besar masyarakat Makkah menjadi ujian berat yang harus dihadapi oleh para pengikut awal Islam. Sebagaimana firman Allah dalam Al-Qur’an: “Dan bersabarlah terhadap apa yang mereka katakan dan jauhilah mereka dengan cara yang baik.” (QS. Al-Muzzammil: 10) Kisah reaksi keluarga dan masyarakat terhadap kenabian Muhammad SAW adalah pelajaran tentang keteguhan iman, kesabaran, dan keyakinan dalam menghadapi tantangan. Ini adalah kisah tentang bagaimana cahaya kebenaran dapat menembus kegelapan, dan bagaimana dukungan dari orang-orang terdekat dapat menjadi pilar kekuatan dalam menghadapi segala cobaan.  

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *