Khazanah Darmediatama – Sejatinya, ini terjadi pada Tahun 2 hijriah, waktu itu terjadi perang besar yaitu perang badar yang sebenarnya tak di inginkan oleh Rasullullah SAW.
Karena monopoli pasar dan blokade aktifitas dagang dari madinah, Nabi akhirnya menerima tawaran perang itu.
Di tahun 2 Hijriah, bertepatan umat muslim menerima perintah Ramadhan pertama ” Q.S Al-Baqarah: 183-185″ di hari ke delapan pada bulan itu, pasukan kafir quraisy keluar dari kota mekkah di pimpin langsung oleh Abu Jahal.
Sementara pasukan dari Syam yang di pimpin Abu Sufyan membawa 1000 bala tentara dengan peralatan perang yang lengkap. Sedangkan Rasulullah SAW membawa 300 sahabat untuk membendung kekuatan kafir quraisy.
Tepatnya tanggal 17 Ramadhan dengan kekuatan timpang, pasukan RAsulullah SAW sempat mengalami keresahan dari wajah para sahabat. Akan tetapi dengan keimanan yang teguh kekuatan umat muslim dan bantuan kasat mata dari Allah SWT, pasukan perang di pimpin langsung baginda Nabi Muhammad SAW semakin bertambah kuat.
Alhasil, dalam hitungan jam pasukan muslim mendapatkan kemenangan ini. Efek moral dari keberhasilan itu, Rasullullah merayakan kemenangan ini dengan Idul Fitri.
Sebelumnya hari raya masyarakat Arab kala itu sebelum ada Idul Fitri, mereka merayakan dengan cara berpesta pora yang di beri nama Hari Raya Nairuz dan Mahrajan. Tapi setelah peristiwa badar itu, Nabi menggantikannya dengan Hari Raya Idul Fitri dan Idul Adha.
Wallahualam.*)John Abrag
