Reaksi Kaum Yahudi : Kisah Nabi Isa AS

Di bawah langit senja yang memancarkan semburat oranye dan merah, di kota-kota yang dipenuhi hiruk-pikuk kehidupan, suara-suara yang menentang mulai terdengar. Nabi Isa AS, dengan segala kebijaksanaannya, menyampaikan ajaran-ajaran yang mengajak umat manusia kembali kepada Allah SWT. Namun, di tengah harapan dan kebahagiaan yang beliau bawa, muncul reaksi yang penuh dengan ketidakpercayaan dan penentangan dari sebagian kaum Yahudi. Cerita ini adalah tentang bagaimana mereka merespons kedatangan seorang nabi yang diutus untuk membawa cahaya kebenaran.

Penolakan dan Ketidakpercayaan

Sebagian besar kaum Yahudi pada masa itu merasa terancam dengan ajaran-ajaran yang dibawa oleh Nabi Isa AS. Mereka telah lama menantikan kedatangan seorang Mesias, namun ketika Nabi Isa AS datang, mereka menolak untuk mengakui kenabiannya. Mereka merasa bahwa beliau tidak memenuhi ekspektasi mereka tentang sosok Mesias yang mereka bayangkan. Dalam Al-Quran, Allah SWT menggambarkan reaksi mereka: “Dan (ingatlah) ketika Allah berfirman: ‘Hai Isa putra Maryam, adakah kamu mengatakan kepada manusia: ‘Jadikanlah aku dan ibuku dua orang tuhan selain Allah?’ Isa menjawab: ‘Maha Suci Engkau, tidaklah patut bagiku mengatakan apa yang bukan hakku (mengatakannya). Jika aku pernah mengatakannya maka tentulah Engkau telah mengetahuinya. Engkau mengetahui apa yang ada pada diriku dan aku tidak mengetahui apa yang ada pada diri Engkau. Sesungguhnya Engkau Maha Mengetahui perkara yang ghaib-ghaib.’ ” (QS. Al-Ma’idah: 116). Kaum Yahudi menolak ajaran Nabi Isa AS yang mengajarkan ketauhidan yang murni dan menyeru untuk meninggalkan penyimpangan-penyimpangan yang telah meresap dalam kehidupan mereka. Mereka lebih memilih untuk tetap berpegang pada tradisi dan ajaran lama yang telah mereka yakini selama berabad-abad.

Tuduhan dan Fitnah

Tidak hanya menolak ajaran beliau, para pemuka agama Yahudi bahkan menyebarkan fitnah dan tuduhan palsu untuk menodai nama baik Nabi Isa AS. Mereka menuduh beliau melakukan sihir dan menyesatkan umat. Allah SWT mengabadikan tuduhan-tuduhan ini dalam Al-Quran: “Dan karena kekafiran mereka (terhadap Isa) dan tuduhan mereka yang besar terhadap Maryam, dan karena ucapan mereka, ‘Sesungguhnya kami telah membunuh Al-Masih, Isa putra Maryam, Rasul Allah,’ padahal mereka tidak membunuhnya dan tidak (pula) menyalibnya, tetapi (yang mereka bunuh adalah) orang yang diserupakan dengan Isa bagi mereka.” (QS. An-Nisa: 156-157). Para pemuka agama Yahudi tidak hanya meragukan kenabian Nabi Isa AS, tetapi juga merencanakan konspirasi untuk menyingkirkan beliau. Mereka merasa terancam oleh pengaruh beliau yang semakin meluas dan khawatir kehilangan kekuasaan dan pengaruh yang mereka miliki.

Konspirasi untuk Menangkap Nabi Isa AS

Dalam upaya mereka untuk menghentikan dakwah Nabi Isa AS, para pemuka agama Yahudi bekerja sama dengan otoritas Romawi yang berkuasa saat itu. Mereka menggunakan berbagai cara untuk meyakinkan para penguasa bahwa Nabi Isa AS adalah pemberontak yang harus dihukum. Dengan tipu daya dan kebohongan, mereka berusaha menangkap dan menyingkirkan beliau. Salah satu murid Nabi Isa AS, Yudas Iskariot, berkhianat dan membantu para pemuka agama Yahudi dalam menangkap gurunya. Dengan beberapa keping perak sebagai imbalan, Yudas menunjukkan kepada para prajurit Romawi siapa yang harus mereka tangkap. Nabi Isa AS, dengan ketenangan dan keikhlasan yang luar biasa, menerima takdirnya, mengetahui bahwa segala yang terjadi adalah bagian dari rencana Allah SWT yang Maha Bijaksana.

Kesabaran dan Keteguhan Nabi Isa AS

Di tengah penolakan, fitnah, dan konspirasi yang dihadapinya, Nabi Isa AS tetap menunjukkan keteladanan dalam kesabaran dan keteguhan iman. Beliau terus menyampaikan ajaran-ajaran Allah SWT dengan penuh keberanian, meskipun harus menghadapi berbagai rintangan dan ancaman. Dalam setiap kesulitan yang dihadapi, Nabi Isa AS mengajarkan kita tentang pentingnya kesabaran, keberanian, dan keikhlasan dalam mengabdi kepada Allah.

Kesimpulan

Reaksi kaum Yahudi terhadap Nabi Isa AS adalah contoh bagaimana penolakan terhadap kebenaran bisa muncul dari rasa takut dan ketidakpercayaan. Meskipun menghadapi penentangan dan konspirasi, Nabi Isa AS tetap teguh dalam menyampaikan ajaran-ajaran Allah SWT. Beliau menunjukkan keteladanan dalam kesabaran, keberanian, dan keikhlasan, memberikan pelajaran berharga bagi umat manusia tentang pentingnya tetap berpegang teguh pada kebenaran meski dihadapkan pada berbagai tantangan. Kisah ini mengingatkan kita bahwa dalam setiap cobaan yang dihadapi, terdapat hikmah yang mendalam dan kesempatan untuk menunjukkan keteguhan iman kita kepada Allah SWT.

Pos terkait