Di tepi danau Galilea yang tenang, di antara gemericik air yang memantulkan sinar matahari pagi, Nabi Isa AS duduk bersama para muridnya, para Hawariyyun. Mereka adalah murid-murid setia yang mengikuti jejak langkah Nabi Isa AS, menghisap setiap hikmah dari ajarannya, dan menimba pengetahuan dari sumber kebijaksanaan yang tak pernah kering. Di bawah langit biru yang luas, di hamparan padang rumput yang menghijau, Nabi Isa AS mengajarkan mereka tentang keesaan Allah, tentang cinta dan pengorbanan, tentang perdamaian dan pengampunan. Hubungan antara Nabi Isa AS dan murid-muridnya adalah hubungan yang penuh dengan cinta, kepercayaan, dan pembinaan spiritual yang mendalam.
Pembinaan Spiritualitas
Nabi Isa AS senantiasa membina spiritualitas murid-muridnya, mengajarkan mereka tentang pentingnya ibadah, doa, dan zikir. Setiap pagi, mereka berkumpul untuk mendengarkan Nabi Isa AS berbicara tentang keagungan Allah, tentang tanda-tanda kebesaran-Nya yang terhampar di alam semesta, dan tentang bagaimana manusia harus selalu tunduk dan patuh kepada Sang Pencipta.
Di dalam Al-Quran, Allah SWT berfirman:
“Dan (ingatlah) ketika Aku ilhamkan kepada pengikut Isa yang setia: ‘Berimanlah kamu kepada-Ku dan kepada Rasul-Ku.’ Mereka menjawab: ‘Kami telah beriman dan saksikanlah (wahai Rasul) bahwa sesungguhnya kami adalah orang-orang yang patuh (kepada seruanmu)'” (QS. Al-Maidah: 111).
Dengan penuh kelembutan dan kasih sayang, Nabi Isa AS membimbing murid-muridnya untuk selalu berada di jalan yang lurus, memperkuat iman mereka, dan menjauhkan mereka dari godaan dunia yang dapat merusak jiwa.
Pengajaran melalui Perumpamaan
Salah satu metode pengajaran yang sering digunakan oleh Nabi Isa AS adalah melalui perumpamaan. Beliau sering menggunakan cerita-cerita sederhana yang mengandung makna mendalam untuk menjelaskan ajaran-ajaran penting kepada murid-muridnya dan umat secara luas. Perumpamaan-perumpamaan ini membantu umatnya untuk lebih mudah memahami dan mengamalkan ajaran-ajaran yang disampaikan.
Dalam sebuah riwayat, dikisahkan bagaimana Nabi Isa AS mengajarkan tentang pentingnya iman dan ketaqwaan dengan perumpamaan biji sesawi:
“Kerajaan Surga itu seperti biji sesawi yang diambil seseorang dan ditanam di ladangnya. Memang biji itu yang paling kecil di antara segala jenis benih, tetapi apabila sudah tumbuh, sesawi itu lebih besar daripada sayuran yang lain, bahkan menjadi pohon, sehingga burung-burung di udara datang bersarang di cabang-cabangnya.”
Melalui perumpamaan ini, Nabi Isa AS mengajarkan bahwa iman, meskipun kecil dan sederhana, jika dipelihara dengan baik, akan tumbuh menjadi kekuatan yang besar dan memberikan manfaat yang luas.
Keteladanan dalam Tindakan
Nabi Isa AS tidak hanya mengajarkan melalui kata-kata, tetapi juga melalui tindakan nyata. Beliau memberikan contoh langsung tentang bagaimana menjalani kehidupan yang penuh dengan ketaatan kepada Allah dan menunjukkan keteladanan dalam setiap aspek kehidupannya. Ketika ada orang yang sakit, beliau menyembuhkan mereka dengan izin Allah. Ketika ada orang yang lapar, beliau memberi mereka makan dengan penuh kasih sayang.
Di dalam Al-Quran, Allah SWT berfirman:
“Dan Kami jadikan putra Maryam dan ibunya sebagai tanda (kebesaran Kami), dan Kami melindungi mereka di sebuah dataran tinggi yang datar dan memiliki mata air yang mengalir” (QS. Al-Mu’minun: 50).
Keteladanan Nabi Isa AS ini menjadi inspirasi bagi murid-muridnya untuk selalu berbuat baik, bersikap rendah hati, dan memberikan pertolongan kepada siapa saja yang membutuhkan.
Dilihat 26
1 Komentar