Di kota Makkah, dalam suasana yang dipenuhi ketenangan dan kedamaian malam, pada tanggal 12 Rabiul Awal, Tahun Gajah, lahirlah seorang anak yang kelak akan menjadi rahmat bagi seluruh alam. Sejarah mengingat malam itu sebagai momen penuh keajaiban, ketika seorang bayi yang dinantikan oleh seluruh alam semesta, membuka matanya untuk pertama kali. Dialah Muhammad, anak yatim yang akan mengubah wajah dunia dengan akhlak mulia dan risalah ilahi.
Kelahiran di Tahun Gajah
Tahun Gajah dikenal demikian karena pada tahun itu, pasukan Abrahah dari Yaman yang mengendarai gajah mencoba menghancurkan Ka’bah. Namun, Allah SWT melindungi rumah suci-Nya dengan mengirimkan burung Ababil yang melempari pasukan tersebut dengan batu dari neraka, sebagaimana diabadikan dalam Surah Al-Fil:
“Tidakkah kamu perhatikan bagaimana Tuhanmu telah bertindak terhadap tentara bergajah? Bukankah Dia telah menjadikan tipu daya mereka itu sia-sia? Dan Dia mengirimkan kepada mereka burung yang berbondong-bondong, yang melempari mereka dengan batu dari tanah yang terbakar, lalu Dia menjadikan mereka seperti daun-daun yang dimakan ulat.” (QS. Al-Fil: 1-5)
Pada malam yang penuh berkah itu, Aminah binti Wahab, istri Abdullah bin Abdul Muthalib, merasakan getaran cinta ilahi saat ia melahirkan seorang anak yang bercahaya. Bayi itu, yang diberi nama Muhammad, yang berarti “yang terpuji”, membawa harapan dan kebahagiaan di tengah keluarga Bani Hasyim.
Kehidupan dengan Halimah As-Sa’diyah
Seperti tradisi masyarakat Quraisy saat itu, Muhammad kecil disusui oleh seorang wanita dari pedalaman yang terkenal dengan udara segar dan kehidupan yang bersih. Halimah As-Sa’diyah, seorang wanita dari Bani Sa’d, dengan penuh kasih sayang menerima Muhammad sebagai anak susuannya. Kehadiran Muhammad membawa keberkahan yang luar biasa bagi keluarga Halimah. Sebelum Muhammad datang, kehidupan Halimah dan keluarganya penuh dengan kesulitan. Namun, begitu Muhammad kecil berada di pangkuannya, keajaiban demi keajaiban terjadi.
Susu kambing yang semula sedikit menjadi melimpah, tanah yang kering menjadi subur, dan kehidupan mereka yang penuh kesulitan menjadi lebih baik. Kehadiran Muhammad kecil bagaikan hujan di tengah kemarau, membawa keberkahan dan kebahagiaan yang tidak pernah mereka bayangkan sebelumnya.
Pembelahan Dada oleh Malaikat Jibril
Ketika Muhammad berusia sekitar lima tahun, terjadi sebuah peristiwa luar biasa yang menandakan keistimewaan dan persiapan untuk tugas kenabiannya di masa depan. Saat bermain dengan teman-temannya, malaikat Jibril datang dan membelah dada Muhammad kecil, mengeluarkan segumpal darah hitam dari hatinya, dan mencuci hatinya dengan air zamzam. Hati yang telah dibersihkan ini kemudian dikembalikan ke tempatnya, menandakan kesucian dan kesiapan beliau untuk menerima wahyu di masa depan.
Peristiwa ini dikenal sebagai “pembelahan dada,” yang disebutkan dalam berbagai hadist sahih. Salah satunya adalah hadist yang diriwayatkan oleh Anas bin Malik:
“Sesungguhnya Jibril mendatangi Rasulullah SAW ketika beliau sedang bermain bersama anak-anak kecil. Jibril menangkap dan menidurkannya, lalu membelah dada beliau dan mengeluarkan hati beliau. Kemudian mengeluarkan segumpal darah darinya seraya berkata, ‘Ini adalah bagian setan darimu.’ Setelah itu, Jibril mencucinya dalam sebuah bejana emas dengan air zamzam, lalu menutupnya kembali dan mengembalikannya ke tempatnya.” (HR. Muslim)
Masa Kanak-kanak yang Berkah
Masa kanak-kanak Muhammad SAW penuh dengan tanda-tanda kenabian. Beliau tumbuh menjadi anak yang berbeda dari teman-temannya. Kejujuran, kelembutan, dan kebijaksanaan sudah tampak dalam dirinya sejak kecil. Di bawah pengasuhan Halimah, Muhammad kecil belajar banyak tentang kehidupan sederhana, kesabaran, dan kejujuran.
Setelah menghabiskan beberapa tahun bersama Halimah, Muhammad dikembalikan kepada ibunya, Aminah. Namun, tak lama kemudian, Aminah meninggal dunia saat Muhammad berusia enam tahun. Setelah itu, beliau diasuh oleh kakeknya, Abdul Muthalib, yang sangat menyayangi dan melindunginya. Namun, dua tahun kemudian, Abdul Muthalib pun meninggal dunia. Muhammad kemudian diasuh oleh pamannya, Abu Thalib, yang merawatnya dengan penuh kasih sayang dan perhatian.
Kesimpulan
Kisah kelahiran dan masa kanak-kanak Nabi Muhammad SAW adalah cerminan dari rahmat Allah yang meliputi seluruh alam. Dari kejadian luar biasa yang menyertai kelahirannya hingga masa kecil yang penuh keberkahan, semuanya adalah tanda-tanda kebesaran Allah yang mempersiapkan Rasul terakhir-Nya untuk membawa cahaya kebenaran bagi umat manusia.
Sebagaimana firman Allah dalam Al-Qur’an:
“Dan tidaklah Kami mengutus engkau (Muhammad), melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi seluruh alam.” (QS. Al-Anbiya: 107)
Perjalanan hidup Nabi Muhammad SAW sejak kelahirannya adalah sebuah mukjizat yang menjadi awal dari perubahan besar yang akan beliau bawa bagi dunia. Setiap peristiwa yang terjadi dalam hidup beliau mengandung hikmah dan pelajaran yang tak ternilai, yang akan terus menjadi panduan bagi umat manusia sepanjang masa.