Di bawah langit yang berhiaskan bintang-bintang, di antara lembah-lembah dan bukit-bukit Makkah, lahirlah seorang anak yang akan mengubah wajah dunia. Dalam kesunyian malam yang sakral, ketika angin berbisik lembut di antara dedaunan, kota Makkah menyaksikan kelahiran seorang pemimpin yang telah dinubuatkan dalam kitab-kitab suci sebelumnya.
Nabi Muhammad SAW, yang namanya kelak akan terukir abadi dalam sejarah, lahir pada 12 Rabiul Awal Tahun Gajah. Ini adalah tahun yang diberkati oleh sebuah peristiwa ajaib: pasukan Abrahah yang hendak menyerang Ka’bah dengan gajah-gajah besar mereka dihancurkan oleh burung-burung Ababil yang membawa batu-batu panas dari neraka, sebagaimana diabadikan dalam Surah Al-Fil:
“Tidakkah kamu perhatikan bagaimana Tuhanmu telah bertindak terhadap tentara bergajah? Bukankah Dia telah menjadikan tipu daya mereka itu sia-sia? Dan Dia mengirimkan kepada mereka burung yang berbondong-bondong, yang melempari mereka dengan batu dari tanah yang terbakar, lalu Dia menjadikan mereka seperti daun-daun yang dimakan ulat.” (QS. Al-Fil: 1-5)
Dalam suasana yang penuh misteri dan keajaiban ini, seorang bayi yang akan membawa rahmat bagi seluruh alam semesta terlahir. Kakeknya, Abdul Muthalib, dengan penuh rasa syukur dan harapan, memberikan nama Muhammad, yang berarti “yang terpuji.” Nama ini bukan hanya menjadi identitas, tetapi juga sebuah prediksi ilahi tentang kebesaran akhlak dan keagungan tugas yang akan dipikulnya.
Kejadian Luar Biasa Saat Kelahiran
Kelahiran Muhammad SAW tidak hanya disambut oleh keluarganya, tetapi juga oleh alam semesta yang seolah turut merayakan datangnya sang Rasul terakhir. Riwayat menyebutkan bahwa istana-istana megah di Persia berguncang dan sebagian runtuh, api abadi kaum Majusi yang telah menyala ribuan tahun tiba-tiba padam, dan danau Sawa yang dianggap keramat mengering. Semua ini menandakan perubahan besar yang akan dibawa oleh beliau.
Ibu beliau, Aminah binti Wahab, menceritakan bahwa saat melahirkan, ia melihat cahaya yang keluar dari dirinya dan menerangi istana-istana di Syam. Cahaya ini bukan hanya simbol fisik, tetapi juga pertanda spiritual bahwa Muhammad SAW akan menjadi penerang bagi umat manusia, membawa mereka dari kegelapan menuju cahaya keimanan.
Masa Kanak-kanak
Muhammad kecil dibesarkan di lingkungan yang penuh kasih sayang dan kesederhanaan. Setelah kelahirannya, beliau diasuh oleh Halimah As-Sa’diyah dari suku Bani Sa’d. Kehadiran Muhammad kecil membawa keberkahan luar biasa bagi keluarga Halimah, sebagaimana banyak diceritakan dalam riwayat hadist. Susu kambing yang semula sedikit menjadi melimpah, dan kehidupan mereka yang semula sulit menjadi lebih baik. Ini adalah salah satu tanda awal keberkahan yang akan terus menyertai kehidupan Muhammad SAW.
Salah satu peristiwa penting pada masa kanak-kanaknya adalah ketika malaikat Jibril datang dan membelah dada beliau, membersihkan hatinya dari segala kotoran dan mempersiapkannya untuk tugas kenabian yang agung. Peristiwa ini dikenal sebagai “pembelahan dada,” sebagaimana disebutkan dalam beberapa riwayat hadist.
Ringkasan:
Kisah kelahiran dan masa kanak-kanak Nabi Muhammad SAW adalah permulaan dari perjalanan panjang yang akan membawa perubahan besar bagi umat manusia. Dari kejadian luar biasa yang menyertai kelahirannya hingga keberkahan yang meliputi kehidupannya, semua ini adalah tanda-tanda kebesaran Allah yang mempersiapkan Rasul terakhir-Nya untuk tugas suci.
Sebagaimana firman Allah dalam Al-Qur’an:
“Dan tidaklah Kami mengutus engkau (Muhammad), melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi seluruh alam.” (QS. Al-Anbiya: 107)
Kisah ini bukan hanya sebuah narasi sejarah, tetapi juga sebuah cermin bagi kita untuk melihat betapa besarnya kasih sayang dan rahmat Allah melalui utusan-Nya, Nabi Muhammad SAW. Setiap peristiwa dalam hidup beliau mengandung hikmah dan pelajaran yang tak ternilai, yang akan terus menjadi panduan bagi umat manusia sepanjang masa.